1. KARANGAN ILMIAH
& NON ILMIAH
2. METODE ILMIAH
3. PENYUSUNAN
SISTESIS
NAMA : ALSHAFIRA RIZQIYA
KELAS : 3EB07
NPM : 20213717
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
A.
Karangan
Ilmiah
.............................................................................. 2
1.
Tujuan
pembuatan karangan ilmiah ............................................... 2
2.
Bentuk-bentuk
karya ilmiah .......................................................... 2
B.
Karangan
Non- Ilmiah .......................................................................3
1.
Ciri-Ciri
Karangan Non Ilmiah........................................................ 3
2.
Jenis-jenis
Karangan Non Ilmiah.................................................... 3
3.
Perbedaan
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah...................................4
C.
Metode
Ilmiah
...................................................................................4
1.
Langkah-Langkah
Metode Ilmiah .................................................. 5
2.
Tujuan
Mempelajari Metode Ilmiah ............................................... 6
D.
Penyusunan
Sintesis...........................................................................7
1.
Pengertian
Sintesis.............................................................................7
2.
Fungsi
Sintesis...................................................................................7
3.
Cara
Membuat Sintesis......................................................................8
Daftar Pustaka
........................................................................................ 9
1.
KARANGAN
ILMIAH
Karangan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan
dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Karangan
ilmiah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ada
berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah
a) Memberi penjelasan
b) Memberi komentar atau
penilaian
c) Memberi saran
d) Menyampaikan sanggahan
e) Membuktikan hipotesa
Bentuk- bentuk karya ilmiah
1.
Karya Ilmiah Berbentuk
Makalah
Makalah adalah suatu karya
tulis ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup
dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah ini umumnya merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan suatu
perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
2.
KARANGAN
NON-ILMIAH
Karangan non-ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya
menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
Fakta yang disimpulkan subyektif
·
Gaya bahasa konotatif dan populer
·
Tidak memuat hipotesis
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah
·
Bersifat imajinatif
·
Situasi didramatisir
·
Bersifat persuasif
·
Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
·
Dongeng
·
Cerpen
·
Novel
·
Drama
·
Roman
Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan
Non – Ilmiah.
Ada
beberapa perbedaan yang signifikan antara karya tulis ilmiah dan non – ilmiah.
a)
Karya ilmiah merupakan pembahasan hasil penelitian (
Faktual Objektif ). Faktual Objektif maksudnya adalah adanya kesesuaian antara
fakta dan objek yang diteliti, kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri.
b)
Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis,
maksudnya dalam pembahasan masalah digunakan cara atau metode tertentu dengan
langkah – langkah teratur dan dikontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi.
c)
Dalam penulisannya karya tulis ilmiah menggunakan
bahasa yang formal dan sesuai dengan kode etik penulisan ilmiah.
3. METODE
ILMIAH
Metode
ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah
proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan
terkontrol.
Metode
ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang
perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode
ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan
data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar
kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian
pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang
dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
Pada
Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini
dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah
kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai
langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Metode
ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data
empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya
atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan
salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah
dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk
metode ilmiah.
Pada
metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir
dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam
berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada
orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa
adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan
berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
Langkah-Langkah
Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan
berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam
pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan
terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan masalah.
2.
Merumuskan hipotesis.
3.
Mengumpulkan data.
4.
Menguji hipotesis.
5.
Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan
Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan
kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan
memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan
masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah
permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum
dirumuskan?
Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada
proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan
Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda
dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan
di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu
mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan
data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan
pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung
pada data yang dikumpulkan.
Menguji
Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah
jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah
pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan
atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,
namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini
dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan
suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan
Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir
ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya
penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang
diajukannya.
Tujuan Mempelajari
Metode Ilmiah
1.
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis,
menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang
ada.
2.
Untuk mengorganisasikan fakta
3.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4.
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan
interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang
teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
4. PENYUSUNAN SINTESIS
Sintesis
diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen
yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai
kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran
induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh
kebenaran yang lebih tinggi.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai
pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan
hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan
pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama
adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu
pandangan dunia. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan
yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Beberapa contoh dari pernyataan Sintetis
adalah :
1. Bumi itu bulat.
2. Raka adalah anak yang menyenangkan.
Fungsi Sintesis
Sintesis berfungsi untuk menggabungkan atau
mengkompromikan dari pernyataan satu kepada pernyataan lain untuk memperoleh
kesimpulan yang komprehensif. Contoh :
1.Ilmu
adalah aktifitas
2.Ilmu
adalah metode
3.Ilmu
adalah produk
Kesimpulan
: ilmu adalah aktifitas, metode, dan produk.
Dalam
penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah merangkum intisari bacaan yang
berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi
atas sumber-sumber yang digunakan, kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
Cara
Membuat Sintesis
Ada
sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, di
antaranya (Utorodewo dkk, 2004: 97):
1. Penulis harus bersikap objektif dan
kritis atas teks yang digunakannya
2. Bersikap kritis atas sumber yang
dibacanya
3. Sudut pandang penulis harus tajam
4. Penulis harus dapat mencari kaitan
antara satu sumber dengan sumber lainnya
5. Penulis harus menekankan pada bagian
sumber yang diperlukannya
DAFTAR PUSTAKA
·
http://ahid-wahyu-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-92288-Umum-Perbedaan%20Tulisan%20Ilmiah%20dan%20non%20Ilmiah.html
·
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
·
http://rararirureroo.blogspot.co.id/2013/06/metode-ilmiah-definisi-tujuan-langkah.html
·
https://haririyanto.wordpress.com/2015/05/30/softskill-bahasa-indonesia-3/
·
http://rakaaldiwanto.blogspot.co.id/2015/10/penyusunan-sintesis.html
·
http://forum.detik.com/pengertian-tujuan-dan-manfaat-karya-ilmiah-t1172242.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar