Kamis, 11 Desember 2014

Kutinggalkan dia karena DIA

Satu saat ketika aku disadarkan pada sebuah keadaan, akupun dengan hati ini mencoba mengerti. Satu saat ketika aku dihadapkan pada sebuah pilihan, akupun dengah hati yang mantap memilih. Satu saat ketika aku harus melepasnya, akupun dengan hati ikhlas melepasnya. Satu saat ketika aku mulai memahami, akupun dengan segenap hati yang kupunya, belajar untuk mencintai-Nya.
Saat ini cerita dicerita yang akan kutulis, Aku, Alshafira Rizqiya akan membagi kisahku tentang sebuah rasa juga arti sebuah pilihan.
Dia,, dia yang telah lama aku kenal, satu sosok pria yang kukenal sejak aku duduk dibangku sekolah dasar,seorang pria yang entah sejak kapan mampu menarik seluruh perhatian dan pandanganku hanya kepadanya. Sesosok pria yang tidak pernah bisa kuhapus dalam benakku serta pria yang tidak pernah absen mengisi hariku. Awalnya aku dan dia hanyalah dua orang yang masing-masing dari kamu menganggap “kami teman”. Namun ketika kami sama-sama memasuki masa SMA,semua berubah. Aku yang saat itu bersekolah disebuah sekolah pariwisata, tertarik dengan sebuah hubungan yang sebelumnya tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku, PACARAN. Sebuah hubungan yang berasal dari rasa ingin tahuku akibat para sahabatku yang selalu bercerita keluh kesahnya dengan pasangan mereka masing-masing. Banyak dari mereka mengatakan bahwa memiliki seorang pacar akan membuatmu bahagia karena kamu akan mendapatkan perhatian lebih dari pasanganmu dan akan ada yang menjagamu dan itulah yang akhirnya membuatku ingin turut merasakannya.
Dulu kami dekat, namun seiring berjalannya waktu kami semakin dekat. Dari hanya sekedar member kabar sampai akhirnya saling member perhatian. Tidak pernah seharipun kami tidak saling memberi kaba. Hingga rasa itupun mulai tumbuh. Aku mulai merasakan rasa itu perlahan-lahan menyentuh hatiku. Aku mulai merasa nyaman dengannya, begitupun dia. Bukan kami tidak menyadari perasaan kami masing-masing,kami sadar, tapi kami telah sepakat bahwa hubungan kami hanya akan kami jaga sebagai adik kakak. Lucu memang, kami sepakat untuk menjadi adik kaka disaat kami menyadari perasaan masing-masing. Aku dan dia semakin dekat,kami bersikap layaknya sepasang kekasih. Saling memberi perhatian yang jika orang lain mengetahuinya akan mengira kamiadalah sepasang kekasih. Kami juga berbagi banyak hal dan tanpa sungkan menceritakan kepribadian kamu masing-masing. Tidak pernahnya kami bertemu tak membuat kami menjauh. Kami sama-sama mengerti dengan kesibukan kami masing-masing hingga hal itupun tidak menjadi masalah bagi kam.
Tak terasa satu tahun sudah kami lewati bersama. Waktu yang cukup lama bagi kami untuk benar-benar saling mengenal dan selama itulah aku melupakan keinginananku untuk memiliki pacar. Selama satu tahun ini aku berfikir “untuk apa memiliki pacar?toh, ada dia yang selalu ada untukku” pikirku. Hingga suatu hari dia mengajakku bertemu.
“Ada apa?” tanyaku saat itu.
“Tidak ada apa apa. Aku hanya ingin mengajakmu jalan dan makan bersama.” Jawabnya.
Awalnya aku ajakkannya itu, tapi saat aku menceritakannya pda sahabatku ia menyarankan agar aku menerima ajakannya. Untuk sesaat aku ragu, namun akhirnya aku bersedia menerima ajakannya untuk bertemu.
Hari itu kami bertemu disalah satu mall dijakarta. Kami berjalan bersama, namun kami hanya diam membisu saling menatap bingung apa yang harus kami bicarakan. Semua terasa canggung ketika kami yang selama ini hanya melakukkan komunikasi melalui media elektronik harus bertemu. Aku ingin memulai pembicaran namun terasa sungkan. Jujur saja perasaanku saat itu sangat senang,malu,grogi campur aduk rasanya tapi dengan sekuat hati aku menahannya.
Saat tiba ditempat makan dia mulai berani berbicar. Berbagai hal kami bicarakan, awalnya pembicaraan ini biasa saja dari terkesan santai hingga akhirnya dia mulai mengatakan suka padaku dan menginginkan kami memulai hubungan baru sebagai sepasang kekasih dan tanpa berfikir panjang akupun mengatakan “Iya”. Hari itupun kami resmi menjadi sepasang kekasih. Sehari, seminggu, sebulan, semua berjalan baik-baik saja. Benar kata sahabatku memiliki pacar dapat mmebuatku bahagia. Dia, pacarku begitu memperhatikanku juga selalu menjagaku. Dia selalu bisa mengisi kekosongan hatiku saat sahabat-sahabatku sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Sama seperti dulu,setiap hari kami saling memberi kabar. Tidak pernah seharipun ia lupa mengabariku. Bahkan tiap pagi kami selalu menyempatkan waktu untuk sekedar bercengkrama melalui telefon. Tidak hanya itu,setiap seminggu sekali kami juga selalu menyempatkan untuk bertemu. Dibulan ke-6 hubungan kami tibatiba dia mengatakan bahwa ia ingin mengakhirinya karna suatu masalah yang tidak bisa dia katakana padaku. Tapi aku yang saat itu begitu menyanyanginya tak mampu jika harus kehilangan dirinya. Akupun mencoba mempertahankanya dan aku bersyukur diapun mau mempertahankan hubungan ini.
Seiring waktu berlalu, satu tahun sudah kami menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Entah mengapa perasaanku berubah. Aku masih begitu menyayanginya tapi entahla,aku mulai merasa tidak nyaman berada didekatnya. Dia berubah tidak seperti dulu, dia mulai menyebalkan. Dia mulai menjadi sosok pria yang pecemburu dan begitu protektif kepadaku hingga ia melarangku untuk berteman dengan semjua lelaki disekolah atau dimanapun. Aku pun merasa hidupku dikekakng olehnya tapi karena aku masih menyayanginya aku terus mempertahankannya.
Sampai akhirnya akupun lulus SMA, saat itu aku yang belum berhijab,tiba-tiba ingin sekali berhijab. Akupun berjanji nanti ketika aku masuk kuliah aku akan mengenakan hijab. Maka dari itu aku mempergunakan waktu liburku pasca menunggu hasil kelulusan untuk mempelajari sesuatu yang bersifat islami. Di toko buku aku mempelajari berbagai perilaku muslimah yang sesuai syariat, juga tata cara berhijab sesuai syariat islam dan saat-saat itulah aku mulai ditunjukkan jalan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Aku menemukan banyak sekali pelajaran dari buku-buku yang aku baca, yang menyatakan bahwa zina itu haram hukumnya dan melakukkan zina itu pedih siksaannya  dan yang lebih menggetarkan hatiku dibuku itu tertulis bahwa pacaran itu haram karena mendekati zina. Aku mulai takut, aku mulai merasa bersalah dan saat itupun aku menetaskan air mata dan akhirnya akupun memutuskan untuk memilih buku itu, sebagai buku pertama yang akan kubeli. Dalam bukunya banyak hal yang dijelaskan yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya dan saat membacanya akupun merenung. Aku tersadar bahwa yang aku lakukan selama ini salah dan snagatlah berdosa. Aku malu pada diriku sendiri dan juga pada ornag tuaku. Aku telah menimbulkan banyak fitnah dilingkungan masyarakat dan akupun mulai berfikir untuk mengakhiri hubungan yang seharusnya tak pernah aku jalani.
Aku membayangkan setiap saat ketika aku bersamanya saat dia memelukku, tertawa bersamaku, ciummannya dikeningku itu semua adalah zina dan bodohnya aku baru menyadarinya. Ketika aku disadarkan akan sebuah keadaan akhirnya akupun mencoba mengerti dan inilah pemahamanku atas apa yang telah aku lakukan . aku menyesalinya sangat menyesal, setiap jam, menit bahkan detik yang kulalui bersamanya. Akupun mencoba sholat malam dan sholat taubat menyesali segalanya dan meminta pada Allah Swt petunjuk atas semua kejadian ini.
Sampai akhirnya aku dihadapkan pada sebuah pilihan akupun memilih untuk mengakhiri hubungan ini. Berbagai hal kulakukkan, aku mulai nbrsikap menyebalkan padanya, selalu mencari kesalahannya agar aku bisa menyudahi hubungan ini tapi entah mengapa dia masih tetap mempertahankanku. Aku[un mulai berfikir untuk berbicara baik-baik dengannya. Aku ingin mencoba memberikan pengertian padanya bahwa hubungan ini tidak seharusnya terjadi tapi aku kembali berfikir, dia tak akan bisa mengerti. Akhirnya akupun menemukan cara agar dia mau melepaskanku, kejam memang caraku ini ,tapi hanya cara inilah aku yakin dia akan melepaskanku. Aku bilang padanya bahwa ada pria lain yang sudah lama aku kagumi dan benar tebakanku dia mempercayainya dan mau melepaskanku. Hatiku percaya ketika aku harus melepaskan sesuatu yang tidak baik aku akan mendapatkan yang jauh lebih baik yang telah disiapkan oleh Allah Swt . aku bahagia dengan pilihanku dan aku yakin keikhlasanku membuat aku jauh lebih tenang dan memudahkan jalanku untuk memperbaiki semua hal yang saat ini kutau itu salah. Akupun mulai mencoba menjadi sesosok manusia yang baru. Manusia yang lebih baik walau aku tau, aku masih sangat jauh dari kata baik. Aku benar-benar menyesal karena aku telah jauh dari Allah Swt tanpa kusadari dan sibuk dengan gemerlapnya dunia dan lambat laun akupun sadar betapa Allah Swt sangat menyayangiku . aku diberikan kehidupan,kasih saying, perhatian dan segala kenikmatan dunianya. Dunia yang Ia ciptakan untuk kamu hamba-Nya.
Saat itu aku mulai merasakan nyamanya duniaku yang baru. Aku selalu didekatkan pada orang-orang yang baik yang selalu bersedia membantuku untuk mempelajari agama islamku lebih dalam. Aku mendapatkan banyak sahabat baru yang sama-sama berjalan dijalan-Nya untuk mencapai surga-Nya. Kebaikkan itu memang butuh perjuangan karena hadiahnya surge kawan J dan ketika aku mulai memahami kehidupan ini dengan segenap hati akupun belajar untuk mencintai Allah Swt mendekatkan diri pada-Nya dimanapun aku berada. Hingga diterangkan hati dalam sanubariku oleh-Nya untuk menempuh hidup yang penuh cobaan ini agar aku selalu bersabar dan bertawakkal kepada-Nya.
 Inilah kisahku dan jalanku dan ini juga pilihan yang kupilih, aku hanya ingin mengatakan bahwa Allah Swt tidak pernah jauh dari kita , kita yang menjauh dari-Nya . Kita hidup didunia hanya sesaat jangan pernah siasakan masa muda mu dengan aktivitas pacaran. Hanya atas Ridho-Nya lah aku melangkah dan hanya dengan mengingat-Nya lah kita bisa tenang dari segala rasa gundah dan gelisah .
                                     

TERIMA KASIH

9 komentar:

  1. Alhamdulillah ya mbak... ^_^ semoga Allah memberkahi hidup kita

    BalasHapus
  2. Subhanallah... Semoga aku bisa seperti itu... :')

    BalasHapus
  3. Subhanaallah seperti cerita saya. Dan alhamdulillah seminggu lalu saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan yg tidak halal.

    BalasHapus
  4. semangat kaum hawa,,jangan lah terhasut dengan duniawi

    BalasHapus
  5. Subhanallah...semoga diberikan Alah pertolongan dan perlindungan dalam istiqomah du jalanNya... Aamiin

    BalasHapus