Satu saat ketika
aku disadarkan pada sebuah keadaan, akupun dengan hati ini mencoba mengerti.
Satu saat ketika aku dihadapkan pada sebuah pilihan, akupun dengah hati yang
mantap memilih. Satu saat ketika aku harus melepasnya, akupun dengan hati
ikhlas melepasnya. Satu saat ketika aku mulai memahami, akupun dengan segenap
hati yang kupunya, belajar untuk mencintai-Nya.
Saat ini cerita
dicerita yang akan kutulis, Aku, Alshafira Rizqiya akan membagi kisahku tentang
sebuah rasa juga arti sebuah pilihan.
Dia,, dia yang
telah lama aku kenal, satu sosok pria yang kukenal sejak aku duduk dibangku
sekolah dasar,seorang pria yang entah sejak kapan mampu menarik seluruh
perhatian dan pandanganku hanya kepadanya. Sesosok pria yang tidak pernah bisa
kuhapus dalam benakku serta pria yang tidak pernah absen mengisi hariku.
Awalnya aku dan dia hanyalah dua orang yang masing-masing dari kamu menganggap
“kami teman”. Namun ketika kami sama-sama memasuki masa SMA,semua berubah. Aku
yang saat itu bersekolah disebuah sekolah pariwisata, tertarik dengan sebuah
hubungan yang sebelumnya tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku,
PACARAN. Sebuah hubungan yang berasal dari rasa ingin tahuku akibat para
sahabatku yang selalu bercerita keluh kesahnya dengan pasangan mereka masing-masing.
Banyak dari mereka mengatakan bahwa memiliki seorang pacar akan membuatmu
bahagia karena kamu akan mendapatkan perhatian lebih dari pasanganmu dan akan
ada yang menjagamu dan itulah yang akhirnya membuatku ingin turut merasakannya.
Dulu kami dekat,
namun seiring berjalannya waktu kami semakin dekat. Dari hanya sekedar member
kabar sampai akhirnya saling member perhatian. Tidak pernah seharipun kami
tidak saling memberi kaba. Hingga rasa itupun mulai tumbuh. Aku mulai merasakan
rasa itu perlahan-lahan menyentuh hatiku. Aku mulai merasa nyaman dengannya,
begitupun dia. Bukan kami tidak menyadari perasaan kami masing-masing,kami
sadar, tapi kami telah sepakat bahwa hubungan kami hanya akan kami jaga sebagai
adik kakak. Lucu memang, kami sepakat untuk menjadi adik kaka disaat kami
menyadari perasaan masing-masing. Aku dan dia semakin dekat,kami bersikap
layaknya sepasang kekasih. Saling memberi perhatian yang jika orang lain
mengetahuinya akan mengira kamiadalah sepasang kekasih. Kami juga berbagi banyak
hal dan tanpa sungkan menceritakan kepribadian kamu masing-masing. Tidak
pernahnya kami bertemu tak membuat kami menjauh. Kami sama-sama mengerti dengan
kesibukan kami masing-masing hingga hal itupun tidak menjadi masalah bagi kam.
Tak terasa satu
tahun sudah kami lewati bersama. Waktu yang cukup lama bagi kami untuk
benar-benar saling mengenal dan selama itulah aku melupakan keinginananku untuk
memiliki pacar. Selama satu tahun ini aku berfikir “untuk apa memiliki
pacar?toh, ada dia yang selalu ada untukku” pikirku. Hingga suatu hari dia
mengajakku bertemu.
“Ada apa?” tanyaku saat itu.
“Tidak ada apa apa. Aku hanya ingin
mengajakmu jalan dan makan bersama.” Jawabnya.
Awalnya aku
ajakkannya itu, tapi saat aku menceritakannya pda sahabatku ia menyarankan agar
aku menerima ajakannya. Untuk sesaat aku ragu, namun akhirnya aku bersedia
menerima ajakannya untuk bertemu.
Hari itu kami
bertemu disalah satu mall dijakarta. Kami berjalan bersama, namun kami hanya
diam membisu saling menatap bingung apa yang harus kami bicarakan. Semua terasa
canggung ketika kami yang selama ini hanya melakukkan komunikasi melalui media
elektronik harus bertemu. Aku ingin memulai pembicaran namun terasa sungkan.
Jujur saja perasaanku saat itu sangat senang,malu,grogi campur aduk rasanya
tapi dengan sekuat hati aku menahannya.
Saat tiba
ditempat makan dia mulai berani berbicar. Berbagai hal kami bicarakan, awalnya
pembicaraan ini biasa saja dari terkesan santai hingga akhirnya dia mulai
mengatakan suka padaku dan menginginkan kami memulai hubungan baru sebagai
sepasang kekasih dan tanpa berfikir panjang akupun mengatakan “Iya”. Hari
itupun kami resmi menjadi sepasang kekasih. Sehari, seminggu, sebulan, semua
berjalan baik-baik saja. Benar kata sahabatku memiliki pacar dapat mmebuatku
bahagia. Dia, pacarku begitu memperhatikanku juga selalu menjagaku. Dia selalu
bisa mengisi kekosongan hatiku saat sahabat-sahabatku sibuk dengan urusan
mereka masing-masing.
Sama seperti
dulu,setiap hari kami saling memberi kabar. Tidak pernah seharipun ia lupa
mengabariku. Bahkan tiap pagi kami selalu menyempatkan waktu untuk sekedar
bercengkrama melalui telefon. Tidak hanya itu,setiap seminggu sekali kami juga
selalu menyempatkan untuk bertemu. Dibulan ke-6 hubungan kami tibatiba dia
mengatakan bahwa ia ingin mengakhirinya karna suatu masalah yang tidak bisa dia
katakana padaku. Tapi aku yang saat itu begitu menyanyanginya tak mampu jika
harus kehilangan dirinya. Akupun mencoba mempertahankanya dan aku bersyukur
diapun mau mempertahankan hubungan ini.
Seiring waktu
berlalu, satu tahun sudah kami menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih.
Entah mengapa perasaanku berubah. Aku masih begitu menyayanginya tapi
entahla,aku mulai merasa tidak nyaman berada didekatnya. Dia berubah tidak
seperti dulu, dia mulai menyebalkan. Dia mulai menjadi sosok pria yang
pecemburu dan begitu protektif kepadaku hingga ia melarangku untuk berteman
dengan semjua lelaki disekolah atau dimanapun. Aku pun merasa hidupku dikekakng
olehnya tapi karena aku masih menyayanginya aku terus mempertahankannya.
Sampai akhirnya
akupun lulus SMA, saat itu aku yang belum berhijab,tiba-tiba ingin sekali
berhijab. Akupun berjanji nanti ketika aku masuk kuliah aku akan mengenakan
hijab. Maka dari itu aku mempergunakan waktu liburku pasca menunggu hasil
kelulusan untuk mempelajari sesuatu yang bersifat islami. Di toko buku aku
mempelajari berbagai perilaku muslimah yang sesuai syariat, juga tata cara
berhijab sesuai syariat islam dan saat-saat itulah aku mulai ditunjukkan jalan
untuk menjadi manusia yang lebih baik. Aku menemukan banyak sekali pelajaran
dari buku-buku yang aku baca, yang menyatakan bahwa zina itu haram hukumnya dan
melakukkan zina itu pedih siksaannya dan
yang lebih menggetarkan hatiku dibuku itu tertulis bahwa pacaran itu haram karena
mendekati zina. Aku mulai takut, aku mulai merasa bersalah dan saat itupun aku
menetaskan air mata dan akhirnya akupun memutuskan untuk memilih buku itu,
sebagai buku pertama yang akan kubeli. Dalam bukunya banyak hal yang dijelaskan
yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya dan saat membacanya akupun merenung.
Aku tersadar bahwa yang aku lakukan selama ini salah dan snagatlah berdosa. Aku
malu pada diriku sendiri dan juga pada ornag tuaku. Aku telah menimbulkan
banyak fitnah dilingkungan masyarakat dan akupun mulai berfikir untuk
mengakhiri hubungan yang seharusnya tak pernah aku jalani.
Aku membayangkan
setiap saat ketika aku bersamanya saat dia memelukku, tertawa bersamaku,
ciummannya dikeningku itu semua adalah zina dan bodohnya aku baru menyadarinya.
Ketika aku disadarkan akan sebuah keadaan akhirnya akupun mencoba mengerti dan
inilah pemahamanku atas apa yang telah aku lakukan . aku menyesalinya sangat
menyesal, setiap jam, menit bahkan detik yang kulalui bersamanya. Akupun
mencoba sholat malam dan sholat taubat menyesali segalanya dan meminta pada
Allah Swt petunjuk atas semua kejadian ini.
Sampai akhirnya
aku dihadapkan pada sebuah pilihan akupun memilih untuk mengakhiri hubungan
ini. Berbagai hal kulakukkan, aku mulai nbrsikap menyebalkan padanya, selalu
mencari kesalahannya agar aku bisa menyudahi hubungan ini tapi entah mengapa dia
masih tetap mempertahankanku. Aku[un mulai berfikir untuk berbicara baik-baik
dengannya. Aku ingin mencoba memberikan pengertian padanya bahwa hubungan ini
tidak seharusnya terjadi tapi aku kembali berfikir, dia tak akan bisa mengerti.
Akhirnya akupun menemukan cara agar dia mau melepaskanku, kejam memang caraku
ini ,tapi hanya cara inilah aku yakin dia akan melepaskanku. Aku bilang padanya
bahwa ada pria lain yang sudah lama aku kagumi dan benar tebakanku dia
mempercayainya dan mau melepaskanku. Hatiku percaya ketika aku harus melepaskan
sesuatu yang tidak baik aku akan mendapatkan yang jauh lebih baik yang telah
disiapkan oleh Allah Swt . aku bahagia dengan pilihanku dan aku yakin
keikhlasanku membuat aku jauh lebih tenang dan memudahkan jalanku untuk
memperbaiki semua hal yang saat ini kutau itu salah. Akupun mulai mencoba
menjadi sesosok manusia yang baru. Manusia yang lebih baik walau aku tau, aku
masih sangat jauh dari kata baik. Aku benar-benar menyesal karena aku telah
jauh dari Allah Swt tanpa kusadari dan sibuk dengan gemerlapnya dunia dan
lambat laun akupun sadar betapa Allah Swt sangat menyayangiku . aku diberikan
kehidupan,kasih saying, perhatian dan segala kenikmatan dunianya. Dunia yang Ia
ciptakan untuk kamu hamba-Nya.
Saat itu aku
mulai merasakan nyamanya duniaku yang baru. Aku selalu didekatkan pada
orang-orang yang baik yang selalu bersedia membantuku untuk mempelajari agama
islamku lebih dalam. Aku mendapatkan banyak sahabat baru yang sama-sama
berjalan dijalan-Nya untuk mencapai surga-Nya. Kebaikkan itu memang butuh
perjuangan karena hadiahnya surge kawan J
dan ketika aku mulai memahami kehidupan ini dengan segenap hati akupun belajar
untuk mencintai Allah Swt mendekatkan diri pada-Nya dimanapun aku berada.
Hingga diterangkan hati dalam sanubariku oleh-Nya untuk menempuh hidup yang
penuh cobaan ini agar aku selalu bersabar dan bertawakkal kepada-Nya.
Inilah kisahku dan jalanku dan ini juga
pilihan yang kupilih, aku hanya ingin mengatakan bahwa Allah Swt tidak pernah
jauh dari kita , kita yang menjauh dari-Nya . Kita hidup didunia hanya sesaat
jangan pernah siasakan masa muda mu dengan aktivitas pacaran. Hanya atas
Ridho-Nya lah aku melangkah dan hanya dengan mengingat-Nya lah kita bisa tenang
dari segala rasa gundah dan gelisah .
TERIMA KASIH
Alhamdulillah ya mbak... ^_^ semoga Allah memberkahi hidup kita
BalasHapusSubhanallah..
BalasHapusbismillahirohmanirohim
BalasHapusSubhanallah... Semoga aku bisa seperti itu... :')
BalasHapusAllah maha besar, ..
BalasHapusAllah maha besar, ..
BalasHapusSubhanaallah seperti cerita saya. Dan alhamdulillah seminggu lalu saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan yg tidak halal.
BalasHapussemangat kaum hawa,,jangan lah terhasut dengan duniawi
BalasHapusSubhanallah...semoga diberikan Alah pertolongan dan perlindungan dalam istiqomah du jalanNya... Aamiin
BalasHapus